Pada penderita autisme, terjadi gangguan pada fungsi otak, salah satunya karena kekurangan oksigen sejak lahir atau bahkan selama dalam kandungan. Dengan terapi oksigen inilah kerusakan pada otak bisa diminimalisasi.
Menurut penelitian terapi oksigen bisa mengurangi inflamasi atau pembekakan di otak dan meningkatkan asupan oksigen di sel-sel otak. Cara ini rupanya cukup efektif. Pemberian terapi oksigen secara rutin menunjukkan perbaikan pada kondisi saraf dan mengatasi cerebral palsy. Terapi ini banyak dipilih di beberapa negara dan para peneliti terus mengembangkannya.
Penderita autis yang menerima terapi oksigen akan mengalami peningkatan hampir di seluruh fungsi organ tubuh, seperti sensor gerak, kemampuan kognitif, kontak mata, kemampuan sosial, dan pemahaman bahasa.
Terapi oksigen kini beragam cara, salah satunya adalah cara yang sangat praktis, yaitu dengan mengkonsumsi Hydroxygen Plus.
Produk yang telah mendapatkan paten internasional dan telah terbukti dapat menghasilkan oksigen secara terus menerus didalam tingkatan sel. Didalam formulasinya sendiri (didalm kemasan botol) produk tersebut tidak mengandung oksigen seperti kebanyakan minuman beroksigen, tapi formulasinya begitu diteteskan didalam cairan (air) akan menghasilkan oksigen terlarut dengan cara memecahkan molekul air tersebut. Hal ini merupakan sebuah terobosan baru dibidang kesehatan.
*Autisme: suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
*Inflamasi: bagian dari reaksi tubuh terhadap kondisi cedera.
*Cerebral Palsy: suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya
*Inflamasi: bagian dari reaksi tubuh terhadap kondisi cedera.
*Cerebral Palsy: suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya
0 komentar:
Posting Komentar